Selasa, 02 November 2010

Pengelolaan Pariwisata Bahari Berbasis Masyarakat di Pulau Ambon


I.        Pendahuluan
A.     Latar Belakang
Maluku merupakan provinsi kepulauan dengan luas wilayah 712.479,65 km2 yang terdiri dari 92,4 % luas perairan (658.331,20 km2) dan 7,6 % luas daratan (54.148,45 km2), sedangkan panjang garis pantainya adalah 11.098,34 km2 (BAPEDA Provinsi Maluku, 2009). Kondisi ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan.
Salah satu bentuk pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang dapat dikembangkan adalah melalui Obyek dan Daya Tarik Wisata Bahari dengan memanfaatkan potensi pantai, terumbu karang, panorama alam bawah laut, ikan dan biota laut lainnya yang terdapat pada pulau-pulau kecil. Fauzi dan Anna, 2005 mengatakan bahwa di sektor jasa, pulau-pulau kecil memiliki potensi sebagai daerah wisata (tourism) yang dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi sektor wisata dan memberikan income multiplier bagi kehidupan ekonomi di wilayah. Rata-rata income multiplier yang diperoleh  dari wisata bahari pada pulau-pulau kecil  berkisar antara 0,55 sampai 0,67, yang berarti bahwa US$1 yang dibelanjakan oleh wisata akan memberikan dampak terhadap income penduduk lokal sebesar US$ 0,67.
  Kota Ambon sebagai ibukota provinsi Maluku merupakan kota pantai di pulau kecil yakni pulau Ambon, memiliki potensi wilayah dengan garis pantai yang panjang dan indah. Menurut  Pemerintah kota Ambon (2009), terdapat 21 Objek Wisata Alam namun yang  telah dikembangkan menjadi  Tujuan  wisatawan lokal, domestik sampai mancanegara ada 4 objek dan dari 15 Objek Wisata Minat. khusus juga baru dikembangkan 4 lokasi wisata. Hal ini menunjukkan bahwa belum  adanya percepatan pengembangan DTW di pulau Ambon khususnya di kota Ambon. Permasalahan  lain yang terjadi adalah belum terpadunya pengelolaan pariwisata bahari yang melibatkan instansi pemerintah terkait, sektor swasta, masyarakat sekitar dan stakeholder lainnya. Pembangunan kepariwisataan di kota Ambon masih dilakukan secara parsial sehingga  kemampuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar dengan kearifan lokal yang mereka miliki  masih  sangat  terbatas. Hal ini mengakibatkan  upaya mensejahterakan masyarakat masih jauh dari harapan.

B.      Tujuan :
1.      Mengkaji peran pemerintah dalam kebijakan untuk memberdayakan masyarakat pesisir pada sektor pariwisata di kota Ambon.
2.      Menganalisis dengan Menilai secara ekonomi daerah tujuan wisata bahari yang ada di kota Ambon.
3.   Mengetahui Tingkat persepsi, aspirasi dan partisipasi masyarakat lokal di seputar lokasi wisata dalam pengembangan pariwisata di kota Ambon.

C.      Penelitian dan Publikasi
Penelitian dan publikasi yang sementara sudah dilakukan terkait dengan tema/judul penelitian sebagai berikut :
1.      “Informing natural resources policy making using participatory rapid economic valuation (PREV): the case of the Togean Island, Indonesia. Agricultural, Ecosystem and Environment, Sep. 2005, Vol. 104 issue 1, p99-111, 13p. By Jim Cannon, Surjadi and Purbasari.
2.       The Road Less Traveled: Revealed Preference and Using the Travel Cost Model to Value Environmental Changes.  By  Shaw W. Douglas. Vol. 20, Issue-3, p183-188. Publication Agricultural & Applied Economics Association
3.       “The Florida manatee and eco-tourism : toward a safe minimum standard”. Ecological Economics, Sep 2004, Vol 50 Isuue1/2, p101-115, 15p. By Solomon Barry, Corey L. Cristi and Halvorsen Kathleen.
4.      “Aplication of non-market valuation to the Florida Keys  Marine reserve management”.  Journal of Environmental  Management, April 2003, Vol 64 issue 4 p315-320, 11p.
5.      “Public  Perception of Coastal zone Environmental problems  in the Samsun Province, Turkey”. Acta Geographica Slovenica. Vol. 49-2, 2009. P429-452.
6.      “Penilaian Keragaan Nilai Ekonomi Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil” dalam Buku “Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan” untuk Analisis Kebijakan, Oleh Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MSc dan Dr. Dra. Suzy Anna, MSi.
D.     Novelties 
Dengan tujuan yang diinginkan, diharapkan ada Model Pengelolaan dan Strategi Kebijakan pada sektor Pariwisata Bahari yang memberdayakan masyarakat lokal dengan Budaya Lokal yang dimiliki. Kebaruan Penelitian diperoleh dari Kajian dan Revieuw Jurnal Penelitian Pariwisata Bahari serta Lokus yang diteliti belum pernah dikaji secara mendalam dan komprehensif yaitu 5 lokasi wisata bahari dan 4 Lokasi Wisata Bahari Minat Khusus.

E.      Metode Penelitian
Sesuai Tujuan yang diharapkan dan berbagai publikasi yang sementara ini telah ditelusuri maka ada 2 (dua) metode yang direncanakan untuk dapat digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Untuk mengkaji peranan pemerintah sebagai institusi yang berwenang dalam pengembangan pariwisata bahari di kota Ambon dapat Metode Institusional Structural Model (ISM).
 (Model ini masih perlu ditelusuri dan didalami lagi untuk memperkuat rencana penelitian yang akan dilakukan)
2.  Untuk menganalisis dengan menilai manfaat ekonomi kawasan pariwisata bahari dengan menggunakan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) dengan tahapan sebagai berikut :
a. Dilakukan dengan cara survei biaya perjalanan dan atribut lainnya terhadap responden pengunjung suatu obyek wisata.
b. Biaya Perjalanan Total (Travel Cost Method ) merupakan biaya perjalanan, makan dan penginapan.
c. Melalui Survey ini kurva permintaan dan surplus konsumen dapat ditentukan.
d. Surplus Konsumen merupakan nilai ekonomi kawasan obyek wisata tersebut.
3. Mengkaji Peranan Masyarakat dengan melihat Persepsi, Aspirasi dan Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Mengembangkan pariwisata bahari di kota Ambon.
                                                                                                                                                           
F.     Referensi.
-          Akhmad Fauzi dan Suzy Anna, 2005. “Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan” untuk Analisis Kebijakan “. Penerbit PT. Gramedia  Pustaka Utama – Jakarta.
-          Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota ( Bapekot ) Ambon, 2009. “ Pengembangan Kota Ambon sebagai “Water Front City”. Materi Sosialisasi Pemerintah kota Ambon.
-          Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bapeda) Provinsi  Maluku, 2009. “Arah dan Kebijakan Pembangunan Provinsi Maluku sebagai Provinsi Kepulauan”. Materi Sosialisasi Provinsi Maluku sebagai Provinsi Kepulauan.
-          Departemen Kelautan dan Perikanan RI, Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, 2004. “ Pedoman Pengembangan Wisata Bahari Berbasis Masyarakat di Kawasan Konservasi Laut “.
-          I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri, 2007. Sosiologi Pariwisata. Kajian sosiologis terhadap struktur, sistem dan dampak - dampak pariwisata “. Penerbit ANDI – Yogyakarta.
-          Supriharyono, 2009. “ Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis “. Penerbit Pustaka Pelajar – Yogyakarta.
-          Rokhmin Dahuri ; Jacub Rais ; Sapta Putra Ginting dan M.J. Sitepu, 2008. ” Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu “. Penerbit Pradnya Paramita – Jakarta.

" Perairan Hukurilla, Kec. Leitimur Selatan "
Sekian dan Terima Kasih



Senin, 01 November 2010

" New Blog "

Lebih baik terlambat memulai sesuatu dari pada tidak sama sekali. Awal pembuatan Blog yang baru sudah menjadi  keinginan yang tertunda setahun yang lalu. Blog ini akan menjadi Sarana Penyampaian Informasi dari Penulis dalam bidang Pengelolaan SD Pesisir dan Perikanan Laut khususnya pada Minat Sosial Ekonomi Perikanan. Blog ini juga dapat menjadi Sarana penerimaan Saran dan Masukan yang Konstruktif  bagi penulis. Kiranya Tuhan Senantiasa menyertai kita dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing. God Bless You.....