Minggu, 05 Desember 2010

Nelayan, Mengapa di Pilih Menjadi Rasul (Telaah Sumberdaya & Iman)

 
     
      “ Ia melihat dua orang bersaudara yaitu Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, mereka sedang menebarkan jala di danau sebab mereka Penjala Ikan. YESUS berkata kepada Mereka : “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Ku jadikan Penjala Manusia ” (Matius 4 : 18 & 19) ”. Murid-murid pertama Tuhan Yesus adalah Penjala Ikan atau Nelayan, mereka dipanggil dari kesibukan mereka di tepi danau Galilea sebagai sumberdaya alam mereka. Timbul pertanyaan bagi kita mengapa Tuhan Yesus memanggil sebagian besar Murid-murid-Nya (Petrus, Andreas, Yohanes, Yakobus, Filipus, Bartolemeus, dan Tomas) yang setiap hari bekerja sebagai Nelayan.
          
       Pemahaman Keilmuan

      Satria (2004) dalam bukunya "Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir "menyatakan bahwa ada perbedaan pola pendekatan kepada Masyarakat Nelayan dengan Masyarakat Agraris / Petani. Masyarakat Petani pola pendekatannya lebih kearah Human Resources Approach, sedangkan pendekatan kepada Nelayan lebih terarah pada Sumberdaya Alam (Natural Resources/Ikan dan lingkungannya). Dengan sumberdaya alam yang berbeda demikian maka tentunya akan menempa dan membentuk sumberdaya manusia (Nelayan) menjadi sosok yang  berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang digeluti. Adapun karakteristik dari Sumberdaya Perikanan dan Kelautan adalah sebagai berikut :
·         Memiliki Ketidakpastian dan Resiko yang tinggi (High Risk and Uncertainty) karena sumberdaya berada di laut yang sangat dipengaruhi oleh Iklim dan Cuaca yang bersifat musiman. Ada ombak dan angin  besar, arus vertikal dan horizontal maupun sumberdaya ikan yang besar dan buas. Sekarang ini dengan perubahan cuaca dengan adanya Global Warming yang tinggi menyebabkan nelayan semakin memiliki resiko dalam bekerja.
·         Sumberdaya Laut itu bersifat terbuka (Open Acces Resources) dan menjadi milik umum (Common Properties Resources). Meskipun sekarang ini laut sudah dipetakan sesuai regulasi Otonomisasi Daerah (Otda) namun tetap tidak dimiliki oleh pribadi bila dibandingkan dengan sektor pertanian dimana petani memiliki lahan sawah atau ladang garapan yang bersifat Personal Properties Resources. Berbeda sekali dengan Penangkapan ikan di laut setiap orang  bebas melakukan pekerjaan penangkapan ikan sebagai nelayan.
·         Sumberdaya ikan itu Liar dan Berpindah-pindah (Wild and Migration Fish) sehingga tidak mudah untuk ditangkap. Karena itu sekarang telah dibuat berbagai alat tangkap yang canggih dan alat bantu penangkapan yang memudahkan Nelayan melakukan penangkapan. Karakatersitik ini sebenarnya dapat ditelusuri karena pola migrasi ikan ada yang bersifat rutin dan berulang-ulang, misalnya ikan Lompa di Haruku dan Ikan Salmon di USA untuk bertelur (Spawning Migration), serta Ikan Tuna (Thunnus spp) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang bermigrasi dari Samudera Pacifik dan Indonesia ke Laut Banda untuk mencari makan (Feeding Migration), dll.
·         Sumberdaya ikan ditangkap dalam jumlah yang besar dengan ukuran yang berbeda-beda dan diletakan dalam wadah yang tidak besar dan bertumpuk, hal ini dikenal dengan istilah “ Bulky ”. Hal ini menyebabkan Produk Ikan menjadi sangat mudah rusak dan membusuk (Perishable food) sehingga perlu ada perlakuan penanganan yang lebih khusus seperti Pembekuan, Penggaraman, Pengesan dan lain-lain.

             Karakteristik sumberdaya alam (Laut dan Ikan) sedemikian menyebabkan profesi sebagai nelayan sebagai profesi yang tidak disukai oleh kebanyakan anak-anak muda yang ada di wilayah pesisir bahkan dengan dukungan dan perhatian pemerintah yang kurang kepada mereka menyebabkan pekerjaan nelayan menjadi terpinggirkan.     Di Indonesia saja sekarang ini karena keterbatasan modal dan resiko pekerjaan kenelayanan yang besar menyebabkan hampir sekitar 1,3 juta masyarakat nelayan beralih profesi mereka, ada yang menjadi buruh bangunan, penarik becak, tukang ojek dan lain-lain.




        
Pendalaman Keimanan

Panggilan Yesus kepada para murid yang pertama sangat jelas. Mereka dipanggil dan ditetapkan menjadi rasul ("apostle" berasal dari kata "apostello" yang berarti utusan). Mereka dipanggil dengan tiga tujuan (Markus 3:14), yaitu:
  1. Untuk menyertai Yesus.
Belajar dari hidup dan pengajaran-Nya sehingga mengerti hati-Nya, kasih-Nya untuk dunia ini, dan strategi-Nya dalam pelayanan. Menyertai Dia untuk mengenal kehendak-Nya, mengetahui apa yang menjadi kehendak-Nya untuk dilakukan, dan mana yang bukan kehendak-Nya untuk tidak kita lakukan. Ini tujuan pertama Yesus memanggil murid-murid-Nya, bukan untuk pelayanan terlebih dahulu. Karena di hadapan Tuhan, yang penting adalah "siapa kita" dan bukan "apa yang kita kerjakan".
  1. Untuk memberitakan Injil.
Setelah kita mengenal Dia, mengenal kehendak-Nya, dan siap menaati kehendak-Nya, barulah tugas itu diberikan kepada kita.
  1. Diperlengkapi-Nya dengan kuasa untuk kebutuhan pelayanan itu.
Kedua belas orang yang dipanggil ini adalah orang-orang yang sederhana dan biasa. Puji Tuhan! Ia memanggil orang-orang sederhana dan biasa seperti kita. Tuhan bisa bekerja melalui orang sederhana dan biasa untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa dengan cara dan metode yang tidak kaku pula. Kita hanyalah alat-Nya, saluran berkat-Nya.

      Seperti telah dikemukakan kedua belas murid  adalah orang-orang sederhana dan biasa, paling tidak tujuh dari antara mereka adalah nelayan. Mengapa bukan pedagang, petani, juru bangunan atau  tukang kayu ? Mengapa sebagian besar dari mereka bekerja sebagai nelayan ? Tentu kita tidak tahu dengan pasti rencana Allah di balik semua itu. Akan tetapi, kita bisa belajar dari ciri-ciri latar belakang pekerjaan mereka. Umumnya pembentukan karakter dan rohani dalam satu tim tergantung dari karakter sebagian besar anggota tim yang ada, karena pergaulan menjadi salah satu faktor penentu dalam pembentukan karakter kita.
      Konsep "God uses ordinary people" (Allah memakai orang sederhana dan biasa) sering disalahartikan oleh beberapa orang Kristen dalam pekerjaan Tuhan. Sebagaimana juga keselamatan yang diberikan dengan cuma-cuma (Roma 6:23), sering orang Kristen menganggap bahwa keselamatan itu adalah anugerah murahan (cheap grace). Sebenarnya, karena begitu mahalnya keselamatan itu sehingga tidak ada seorang pun yang bisa membayarnya kecuali darah Yesus Kristus, wujud pengorbanan-Nya di kayu salib, maka keselamatan itu diberikan cuma-cuma kepada kita. Walaupun Tuhan memilih orang-orang sederhana dan biasa, Tuhan tidak sembarangan memilih orang atau asal comot dari pinggir jalan.
Menarik sekali kalau kita memperhatikan karakteristik nelayan. Nelayan di berbagai tempat di dunia ini, secara umum, memiliki karakteristik - karakteristik dasar yang juga diperlukan oleh seorang "Penjala Manusia". Karakteristik tersebut antara lain :

1.     Nelayan, hidup dalam kesederhanaan.
Seorang pemenang jiwa yang pergi ke "medan pertempuran" tidak bisa membawa barang-barang yang tidak diperlukan dalam "peperangan". Nelayan adalah orang yang biasa hidup sederhana akan terbiasa menghadapi penderitaan dan masa-masa krisis . Mereka hanya membawa alat tangkap berupa jala/jarring, kail dan umpannya yang seperlunya sehingga tidak mengganggu mereka melaksanakan proses penangkapan. Dalam peperangan rohani, yang kita perlukan adalah bekal-bekal rohani dan jasmani seperlunya. Sering kali, apa yang kita punyai bukannya menjadi bekal, tetapi menjadi beban yang membuat kita mudah terkalahkan.  Lukas 9 : 3 “Kata-Nya kepada mereka :’Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju”.
2.     Nelayan Memiliki Target Tangkapan yang Jelas
Nelayan dalam bekerja selalu berpikir bagaimana caranya mendapat ikan. Sebelum bekerja yang terpikirkan bagaimana caranya untuk menangkap ikan yang banyak. Seorang murid Kristus yang tulen selalu memiliki target yang menjadi fokus yaitu jiwa-jiwa terhilang untuk diselamatkan". Seumpamanya ikan maka masih banyak manusia yang “Liar dan Berpindah-pindah” terkadang menjauh dari Tuhan dan terkadang kembali mendekat kepada Tuhan. Orang orang seperti ini yang perlu di”tangkap” masuk ke dalam “Jaring-nya Tuhan”.
3.     Nelayan, Sosok yang Rajin
Pada waktu dipanggil, Simon dan Andreas sedang bekerja menebarkan jala di danau (Matius 4:19). Yakobus dan Yohanes juga sedang membereskan jalanya bersama ayah mereka, Zebedeus (Matius 4:21). Untuk mendapatkan hasil kerja yang memuaskan, Tuhan selalu memakai orang-orang yang rajin bekerja keras, berinisiatif, dan kreatif dalam pekerjaan-Nya. Tuhan tidak akan memakai orang yang malas. Tidak ada tempat bagi orang malas dalam kerajaan-Nya, karena orang malas memunyai banyak alasan dan melakukan hal-hal yang bukannya membangun, melainkan meresahkan banyak orang. "Si pemalas berkata: `Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan.`" (Amsal 22:13) Karena itu, "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak." (Amsal 6:6) Dunia mulai letih mendengar khotbah, mereka menantikan bukti nyata dari kasih dengan tindakan kita, tangan yang sedia kotor dan keringat yang dicurahkan, bahkan air mata dan darah dalam kerja keras di ladang-Nya. Bagi orang yang rajin bekerja di ladang Tuhan, tidak ada waktu untuk mengganggu orang lain, tetapi menjadi berkat bagi orang lain.
4.     Nelayan, Sosok yang Sabar
Memenangkan jiwa harus sabar. Nelayan kadang kala harus menanti berjam-jam di tengah danau atau laut untuk mendapatkan hasil, ada ketidakpastian dalam pekerjaan (uncertainty). Terkadang mereka pulang dengan tidak membawa ikan seekor-pun, tapi besok mereka akan kembali melaut. Sabar adalah buah roh, ciri pertama dan terakhir dari definisi kasih (1 Korintus 13:4,7). Sering kali, pekerjaan kita memerlukan waktu yang lama untuk melihat hasil yang kasat mata. Kesabaran menolong kita dalam menghadapi tantangan dan penderitaan. Apalagi di masa krisis, bahkan ketika krisis moral berakibat   terhadap orang percaya yang lain. "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32)
5.     Nelayan Memiliki Keberanian dalam Tugas Pekerjaan
Dalam gelapnya malam atau di tengah-tengah gelombang laut dan badai, nelayan pergi melaut menghadapi risiko bahaya. Perlu keberanian dalam melakukan tugas-Nya yang terkadang diperhadapkan dengan lingkungan “laut” yang ganas bahkan orang-orang (ikan) yang sulit untuk di ”jala”. Berani mengatakan kebenaran, berani bertindak benar dalam kebenaran-Nya walau ada harga yang harus dibayar. Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya karena menyatakan kebenaran, Tuhan Yesus selalu disalah mengerti dan dibenci orang yang tidak menyukai kebenaran-Nya. Roh Kudus memberikan keberanian kepada kita dan bukan roh ketakutan (2 Timotius 1:7).
  1. Nelayan Tidak Dapat Melihat Ikan, Namun Beriman Menangkap Ikan yang Tidak Kelihatan itu.
Seperti dikemukakan sebelumnya tentang sumberdaya ikan yang liar dan berpindah-pindah (wild and migration fish) namun nelayan meyakini akan dapat menangkapnya. Demikianlah pula dalam Pekabaran Injil  "Orang benar akan hidup oleh iman" (Roma 1:17). Beriman kepada Tuhan berarti mempertaruhkan seluruh kehidupan kita kepada-Nya. Berserah dan percaya total kepada-Nya. Rasa aman dan damai sejahtera akan menyertai jika kita dapat senantiasa mempercayakan hidup dan pelayanan kita kepada-Nya.  Kita akan gelisah dan resah jika kita berusaha untuk mengatur diri sendiri menurut kekuatan kita sendiri. Apalagi dalam masa-masa sulit yang kita tidak mengerti ke mana arah jalan hidup ini. Dia memegang hari esok, Dia tahu apa yang akan terjadi dan akan membawa kita ke sana.
7.     Nelayan Kompak dan Suka Bekerja Sama dalam Pekerjaannya.
Saling membantu dan melayani demi tujuan profesi mendapatkan ikan. Terkadang dalam menangkap ikan ada 3 (tiga) sampai dengan 25 orang tergantung dari alat tangkap yang digunakan dan musim penangkapan. Demikian pula dengan “Penjala Manusia”, harus suka bekerja sama untuk mencapai tujuan akhir yang penting, yaitu jiwa-jiwa yang dimenangkan ke dalam Kerajaan Terang-Nya. Bukannya membangun kerajaan-kerajaan kecil sendiri-sendiri, tapi bersama membangun Kerajaan Allah.
8.     Nelayan,  Sosok yang Mencintai dan Setia kepada Pekerjaannya.
Sekalipun pekerjaan itu berat, tapi tidak ada jam kerja tertentu yang mengikat. Kadang melaut pada malam hari dan terkadang melaut dan bekerja pada siang hari. Dalam situasi yang berat pun dia tetap setia. Itu semua dilakukan karena kecintaan dan kesetiaannya terhadap profesinya. Orang yang hebat mudah ditemui. Orang yang fasih lidah dan kaya mudah ditemui. Tetapi, sulit menemukan orang yang setia, seperti kata Alkitab: "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" (Amsal 20:6)

"Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah." (Kisah Para Rasul 20:24).  
Beberapa karakteristik dari nelayan ini paling tidak adalah gambaran karakter dasar yang diperlukan untuk menjadi utusan dan Pekabar Injil. Di samping itu, tentu Tuhan akan terus memperlengkapinya dengan kuasa dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk bekerja di ladang Tuhan. Tanpa karakteristik-karakteristik seperti digambarkan di atas, pekerjaan misi hanya akan menjadi misi-misian.
Demikian Artikel ini dibuat dan dapat menjadi Kekuatan bagi kita semua sebagai orang-orang yang  Diutus dalam Tugas dan Tanggung Jawab kita. IMANUEL, Allah Senantiasa Menyertai Kita. AMINNNN.



                                                  
           +++++++ SEKIAN DAN TERIMA KASIH +++++++

3 komentar:

  1. Biarpun semakin hari modernisasi alat tangkap mempermudah Nelayan menangkap ikan, Namun biarlah Nilai-nilai Sosial yang dimiliki nya dapat menjadi Kekuatan, GBU.

    BalasHapus
  2. Thanks Hein, Memang mesti dicari, tiada sesuatu terjadi secara kebetulan ya bung,begitu juga murid2 sebagai nelayan...GBU...

    BalasHapus